Kakanwil Kemenkum Sulbar Hadiri Penguatan Karakter Personal Berintegritas dan Pelayanan Publik Berbasis Pendekatan Psikologis

Mamuju, 29 Oktober 2025 – Kakanwil Kemenkum Sulbar, Sunu Tedy Maranto Didampingi Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Hidayat dan Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum, Ramli bersama sejumlah jajaran menghadiri Penguatan karakter personal berintegritas dan pelayanan publik melalui strategi teknis berbasis pendekatan psikologis secara virtual di Aula Pengayoman.

Pelaksanaan kegiatan itu diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum.

Penyelenggaraan kegiatan itu, dalam rangka memperkuat nilai dasar ASN, yaitu Core Value BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

Penguatan integritas menjadi hal penting mengingat data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, lebih dari 70% kasus korupsi melibatkan aparatur negara. Selain itu, hasil evaluasi tahun 2025 menunjukkan perlunya pembangunan integritas secara berkelanjutan di lingkungan kerja.

Menurut Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum, DR. Baroto saat menjadi narasumber kegiatan itu mengatakan bahwa Faktor-faktor Penyebab Korupsi sesuai Teori Diamond Fraud Triangle (2004) : yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi, yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi) dan capacity (kemampuan).

“Sedangkan, faktor Internal dari dalam individu yaitu, sifat serakah/tamak/rakus manusia, Gaya hidup konsumtif, Moral yang lemah, dan Faktor Eksternal dari luar individu yaitu Aspek sosial terkait sikap masyarakat terhadap korupsi, aspek ekonomi, aspek politik dan aspek organisasi” sambungnya

Ia menilai, dinamika dalam Integritas ASN dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu Tekanan sosial dan Lingkungan Kerja Menurut Wolfe & Hermanson (2004), tekanan sosial merupakan pemicu awal seseorang melakukan kecurangan karena adanya dorongan atau ekspektasi lingkungan.

Yang kedua, Budaya Organisasi yang lemah, Sulastri dan Widodo (2021) menemukan bahwa budaya organisasi berperan penting dalam membentuk moral pegawai. Budaya permisif atau tidak tegas akan memperlemah integritas ASN.

“Selanjutnya, kepemimpinan yang Tidak Memberi Teladan, Treviño et al. (2000) menjelaskan bahwa ethical leadership memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku etis karyawan. Keteladanan pimpinan adalah kunci dalam menjaga integritas birokrasi” sambung Baroto

Kegiatan Interactive Talkshow ini diharapkan dapat memberikan penguatan integritas ASN yang harus dibangun secara holistik, dengan menyeimbangkan aspek psikologis individu dan dukungan sistem pengawasan internal oleh Inspektorat Jenderal. Pendekatan ini menjadi kunci mewujudkan reformasi hukum yang berintegritas dan pelayanan publik yang akuntabel.

You might like

About the Author: kabar sulbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *