
Mamuju – Di Sulawesi Barat, khususnya di Mamuju, terdapat banyak warung kopi (warkop) yang menjadi tempat populer bagi masyarakat untuk berkumpul dan menikmati kopi.
Beberapa warkop bahkan menawarkan konsep yang nyaman dengan fasilitas seperti VIP room, meeting room, dan live musik. Selain itu, terdapat berbagai jenis kopi yang bisa dinikmati, mulai dari kopi Arabika, Robusta, hingga kopi gula aren, serta berbagai pilihan makanan dan minuman lainnya.
Selain Mamuju, Sulawesi Barat juga memiliki potensi kopi dari daerah lain seperti Kopi Mamasa dan Kopi Kurra yang banyak tumbuh di Polman.
Mengutip apa yang disampaikan oleh Gubernur Sulbar “Mandarras adalah cermin peradaban Sulawesi Barat yang kita impikan menjadi daerah yang cerdas, sadar, dan tumbuh melalui kekuatan ilmu dan bacaan,” dan akan dijadikan sebuah *Program Sulbar Mandarras*
Adalah *Si War Kop*
Literasi Warung Kopi,Lebih dari Sekadar Minum Kopi, Literasi warung kopi sebuah fenomena yang berkembang di Indonesia, di mana warung kopi tidak hanya berfungsi sebagai tempat minum dan bersosialisasi, tetapi juga sebagai ruang untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan mengembangkan pengetahuan. Ini adalah perpaduan unik antara budaya minum kopi yang kuat di Indonesia dengan kebutuhan akan ruang publik yang inklusif untuk pembelajaran dan peningkatan literasi.
Mengapa Warung Kopi Menjadi Pusat Literasi?
Aksesibilitas: Warung kopi mudah ditemukan di mana-mana, dari pusat kota hingga pelosok desa, membuatnya mudah dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.
* Suasana Santai dan Informal: Lingkungan warung kopi yang santai dan tidak formal mendorong diskusi terbuka dan pertukaran ide tanpa tekanan.
* Biaya Terjangkau: Dibandingkan dengan kafe mewah atau perpustakaan formal, warung kopi seringkali lebih ekonomis, memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi.
* Ketersediaan Waktu Luang: Bagi sebagian orang, warung kopi adalah tempat untuk menghabiskan waktu luang, yang kemudian dimanfaatkan untuk membaca, berdiskusi, atau mengikuti kegiatan literasi.
* Inisiatif Komunitas: Banyak komunitas atau individu yang secara proaktif menyelenggarakan kegiatan literasi di warung kopi, seperti bedah buku, diskusi tematik, lokakarya menulis, atau bahkan perpustakaan mini.
Tentunya Hal ini bisa di implementasikan dalam Program Sulbar Mandarras yang digagas oleh Gubernur Sulbar.
*Si War Kop* Literasi warung kopi bukti bahwa pembelajaran dan pengembangan diri tidak harus terbatas pada institusi formal. Dengan memanfaatkan ruang-ruang publik yang ada, kita dapat menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan.
MajuMutuLaju…Maju Sejahtera.
Kolonel Inf Andik Siswanto, S.I.P, M.Ipol
( Dandim 1418/Mamuju)