Demi Keselamatan Warga, Mahasiswa KKN-PPM UGM Semarak Tobadak Adakan Sosialisasi dan Pemasangan Peringatan di Daerah Rawan Buaya

Oleh: Anthony Yuwono Saputro

Mamuju Tengah- Keberadaan buaya di Kecamatan Tobadak merupakan salah satu ancaman bagi keselamatan warga yang sudah ada dari beberapa tahun sebelumnya. Terutama pada tahun 2021, di mana terdapat korban jiwa seorang remaja 14 tahun yang tewas diterkam buaya. Buaya sendiri merupakan salah satu hewan buas yang dapat membahayakan keselamatan manusia. Dengan gigi yang tajam, ekor yang kuat, serta gerakan yang cepat buaya dapat menerkam mangsa dengan mudah.

Kepala Desa Sulobaja, Pak Gassing menjelaskan tentang kurangnya kesadaran dari warga tentang bahaya buaya, terutama pada anak-anak. Mulai dari kurangnya himbauan orang tua kepada anak-anak untuk menjauhi area rawan buaya, sampai kurangnya fasilitas yang menandai beberapa area yang rawan buaya.

 

Maka dari itu, mahasiswa KKN-PPM UGM Anthony Yuwono Saputro berinisiatif untuk menciptakan program yang meningkatkan pengetahuan tentang bahaya buaya, serta penyediaan fasilitas yang meningkatkan kesadaran warga. Mahasiswa KKN-PPM UGM berkomitmen untuk terus mendukung dan menginspirasi masyarakat dalam menjalankan hidup yang sejahtera serta bebas dari ancaman buaya.

.Kepala sekolah SD Inpres Sulobaja juga menyatakan bahwa materi bahaya buaya merupakan materi yang cocok diajarkan ke anak SD karena dapat menjadi modal yang dapat menyelamatkan masa depan anak-anak, terutama dalam hal menjaga keselamatan pribadi.

Setelah pengolahan informasi yang didapatkan dari berbagai macam sumber terpercaya serta pertimbangan yang seksama dari rekan-rekan, disepakati bahwa materi yang diajarkan tidak hanya tentang morfologi buaya, bahaya buaya, dan habitat buaya, tetapi juga tindakan pertama yang harus dilakukan ketika bertemu dengan buaya baik itu di darat, di kapal, maupun di dalam perairan.

Mahasiswa KKN-PPM UGM Semarak Tobadak juga memasang beberapa rambu-rambu peringatan pada salah satu jembatan yang telah dikonfirmasi terdapat buaya oleh warga, terutama pada musim hujan.

Program kerja sosialisasi bahaya buaya dan pemasangan rambu-rambu bahaya buaya juga disetujui dan didukung oleh Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang membimbing tim KKN-PPM UGM Semarak Tobadak, terutama karena program kerja sesuai dengan poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs) berikut :

 

– SDG 15: Kehidupan di Darat – Upaya meningkatkan awareness warga terhadap ancaman buaya

– SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan – Pemasangan fasilitas rambu-rambu bahaya buaya untuk mendukung keselamatan warga yang dapat mendukung berbagai macam wisata yang melibatkan area perairan (misal air terjun, pemancingan, dll).

 

 

 

 

You might like

About the Author: kabar sulbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *