MAMUJU, – Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Pengprov Percasi) Sulawesi Barat (Sulbar), Muhammad Jayadi, dengan tegas membantah keras viralnya pemberitaan yang menuding penyelenggaraan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur Ke-50 di Sulbar “tercoreng”, Percasi mengabaikan atlet, dan adanya intervensi oknum. Jayadi menyebut pemberitaan tersebut sebagai “pemberitaan sesat” yang berupaya menyudutkan citra Sulawesi Barat.
Ia juga menuntut agar media yang bersangkutan segera memberikan hak jawab dan mengklarifikasi pemberitaan tersebut.
Akui Keterbatasan dan Apresiasi Dukungan Daerah
Menyadari posisi Sulbar sebagai tuan rumah, Jayadi mengakui adanya keterbatasan dalam penyelenggaraan Kejurnas. Namun, di tengah keterbatasan tersebut, ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan.
”Maka dari keterbatasan yang ada, kami ingin berterima kasih kepada pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi Sulawesi Barat maupun di enam pemerintah kabupaten yang telah memberikan support kepada panitia penyelenggara, dan terkhusus kepada KONI sebagai induk organisasi cabor,” ujarnya.
Bantahan Isu Pengabaian dan Pengusiran Hotel
Mengenai isu penjemputan tamu, Jayadi menegaskan bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab panitia sesuai Memorandum of Understanding (MoU) dengan PB Percasi.
”Saya kira tidak ada komplain dari koordinator yang kami percayakan di bidang transportasi, demikian juga di bidang akomodasi,” tegas Jayadi.
Ia juga menyoroti isu mengenai dugaan pengusiran oleh pihak hotel. “Kalau ada isu yang mengatakan ada pengusiran oleh pihak hotel, nah saya kira ini perlu diperbaiki oleh manajemen hotel yang ada, karena kami telah membangun komunikasi, harusnya mereka komunikasi dengan kita,” ungkapnya.
Keterlambatan Anggaran Disiasati Panitia
Jayadi tidak menampik adanya hambatan, khususnya dalam hal dukungan penganggaran untuk menyukseskan Kejurnas. Ia menjelaskan bahwa panitia telah berupaya maksimal, termasuk mendapat bantuan hibah dari KONI dan rekomendasi dari Gubernur untuk menjalin komunikasi dengan calon sponsor.
”Persoalannya ini kan ada keterlambatan, yah, dari proses baik administrasi maupun dalam bentuk penerimaan bantuan sehingga masuk ke tahap pelaksanaan, yah tentu inovasi panitia ini untuk mensiasati kekurangan yang ada, sehingga ini bisa sukses,” jelas Jayadi.
Tanggung Jawab Atlet di Koordinator Kabupaten
Terkait isu penelantaran atlet, Jayadi mengklarifikasi bahwa tanggung jawab koordinasi dan pengawasan atlet telah diserahkan kepada pengurus Percasi kabupaten masing-masing. Ia membenarkan bahwa informasi mengenai hal tersebut memang beredar di grup WhatsApp atlet, di mana ia juga menjadi anggotanya.
Klarifikasi ini diharapkan dapat meluruskan pandangan publik dan mengembalikan citra positif Sulawesi Barat sebagai tuan rumah Kejurnas Catur Ke-50 Percasi.
(Zulkifli)


