Mamuju, Kabarsulbar.com – Kejurnas catur ke-50 dan rakernas Percasi ke-45 tahun 2025 resmi di buka.
Kejurnas Catur diikuti sekitar 600 peserta seindonesia yang dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Barat mulai 7 hingga 13 november 2025
Acara yang dibuka oleh Wakil Gubernur Sulbar, Salim S. Mengga, ini tidak hanya dianggap sebagai ajang kompetisi, tetapi juga momentum refleksi terhadap peran catur di Indonesia.
Ketua umum PB Percasi GM. Utut Adianto menyampaikan dalam, bahwa Kejurnas Catur pertama kali diselenggarakan pada tahun 1953 di Tegal. Saat itu, catur diibaratkan sebagai “alat perjuangan” dengan jumlah peserta yang sangat terbatas, bahkan tidak lebih dari 12 orang.
Angka tersebut sangat kontras dengan penyelenggaraan di Mamuju yang dihadiri oleh 600 pecatur dari 30 provinsi. Peningkatan jumlah ini disambut Utut sebagai bukti perkembangan pesat olahraga asah otak ini di Tanah Air.
Meskipun sukses mengumpulkan ratusan peserta, Utut tidak menampik adanya tantangan pendanaan. Ia secara terbuka menyinggung keterbatasan biaya yang kerap dihadapi, sekaligus berbagi pengalaman unik timnya.
“Tapi saya bersama 69 atlet dan pengurus lainnya, kita naik Hercules. Wah, ini pengalaman pertama,” ungkapnya, menyampaikan terima kasih khusus kepada TNI AU atas dukungan fasilitas tersebut.
Lebih dari sekadar kompetisi, acara ini juga menjadi forum penekanan nilai-nilai utama, sebagaimana disampaikan Wagub Salim S. Mengga.
Dalam sambutannya, Wagub menekankan pentingnya silaturahmi, dorongan ekonomi lokal, dan yang paling krusial, sportivitas.
“Kemenangan sejati adalah pengalaman dan semangat yang didapatkan, bukan semata hasil menang atau kalah,” pesan Wagub, menggarisbawahi pentingnya semangat persaudaraan di antara para atlet.
Utut Adianto kemudian menyimpulkan bahwa catur adalah milik semua, melampaui batas suku dan wilayah.
Ia menegaskan bahwa kunci melahirkan atlet kuat kelas dunia terletak pada konsistensi.
“Di mana ada anak pintar, di mana orang itu memang mau belajar… kuncinya: Dilatih, ikut pertandingan, evaluasi pertandingan yang tidak boleh putus,” ujarnya, sembari mencontohkan kesuksesan juara dunia Magnus Carlsen sebagai bukti bahwa bakat cerdas harus didukung oleh pembinaan yang kontinu.
Kejurnas ke-50 ini, yang merupakan kali pertama digelar di Sulbar, diharapkan Pengurus Provinsi Percasi Sulbar, Muhammad Jayadi, dapat menjadi saksi “lahirnya atlet catur kelas dunia” dari Indonesia.
Dengan semangat sportivitas dan pelajaran sejarah yang diwariskan, ratusan pecatur kini siap bertanding demi memperebutkan gelar nasional.
(*)


